Jumat, 01 Mei 2009

Lihat

LIhatlah drama apa lagi yang akan disandingkan oleh bangsa ini. Setelah seorang antasai azhar jadi tersangka kasus otak pembunuhan nasrudin sang direktur salah satu BUMN. Kita semua tau bahwa antasari adalah seorang pesohor negri ini karena sepak terjang-nya sebagai ketua KPK banyak disanjung dan di takuti oleh 'tikus-tikus' keparat negri ini. Disaat karier dan reputasinya sedang 'naik daun' ternyata antasari terkena kasus pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Sungguh ironis seorang penegak hukum terjaring kasus hukum yang tidak ringan.

Masalahnya sepele bagi dunia laki-laki. 'Nafsu' segi tiga !!! Kalo para ABG bilang cinta segi tiga, tapi yang ini 'nafsu' segi3. Jelas baik nasrudin dan antasai telah punya keluarga yang 'Harmonis'. Tapi toch keduanya masih mearasa kurang 'penghangat' dalam kehidupan mereka. Bahkan nasrudin jg sudah punya istri kedua yang sah, tapi kayaknya kurang buat dia jadi dia nyari istri ketiga yang 'sah/tidak sah'.

Sang caddy golf bernama rani julianti dikabarkan sdh jd istri 'siri' (selingkuhan kali...) yang sah buat nasrudin. Tapi munkin karena kelakuan caddy yang imut dan ngegemesin pada setiap pemain golf (selain megangin stick golf, kali megangin 'stick' yang lain.. He..he.) sang ketua KPK rupanya ikut terpincut oleh kelakuan sang caddy rani juliani tersebut.

Singkat kata dan tanpa banyak diketahui orang lain (karna ga boleh di expose) terjadilah 'pertempuran' segi tiga antara nasrudin - rani juliani - antasai azhaar. Munkin antasari berkeluh kesah (curhat kata ABG) ke dua teman-nya tentang masalah ini. Sang teman yang katanya boss media (Sigit Haryo) dan mantan kapolres bertindak langsung (tanpa ba-bi-bu). Sang boss media yang notabone punya duit banyak jd pemodal dan sang mantan kapolres yang punya banyak akses orang yang punya senjata merekrut pelaksana eksekutor lapangan.

Terjadilah eksekusi lapangan. Dua sepeda motor memepet mobil nasrudin kiri kanan, satu mobil menghalangi laju mobil nasrudin. Dor-dor !!! Dua peluru bersarang di kepala nasrudin dari salah seorang pengendara motor. 22 jam pasca penembakan nasrudin tewas setelah mendapat perawatan di 2 rumah sakit.

Satu bulan setelah penembakan tersebut, polisi berhasil menangkap pelaku lapangan (eksekutor) di sekitaran tanjung priuk. Dari satu orang kemudian polisi berhasil mengembangkan menjadi 5 orang eksekutor lapangan. Dari Kelima orang itu kemudian ditangkap lalu menyebut nama Ed. Kelima orang ini tidak mengenal orang-orang di atas Ed. Ed kemudian ditangkap dan dia menyebut nama Je. Je kemudian ditangkap
di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD).

Dari Je, penyidikan berkembang ke arah Sigid Haryo. Sigid kemudian ditangkap di Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada hari yang sama.

Pemeriksaan Sigid, kemudian Sigid menyebut nama Kombes W, mantan Kapolres di Jakarta. W lalu ditangkap pada Kamis malam di kawasan Tangerang saat sedang karaoke.

Dari pemeriksaan W, kemudian dia menyebut Antasari Azhar sebagai otak dari
pembunuhan Nasrudin ini.

Antasari lupa.
Ketika dia menangkap para koruptor, senjata pamungkas dia adalah penyadapan telepon seluler. Tapi dia telah meninggalkan jejak SMS - ancaman pada nasrudin. Barangkali dia pikir cuman KPK yang punya alat sadap HP.

Antasari lupa.
Kalopun dia tidak ketahuan polisi, tapi ada yang maha tahu dan memantau dia sepanjang hidupnya lebih dari penyadap HP. Dia-lah yang bisa mengontrol bukan cuma antasari tapi kita semua makhluk dimuka bumi ini.

Wallahu 'alam bi showab.